Subscribe

FIND !

analisis cerpen

Nov 1, 2009
---Cerpen Puthut EA---

Di Sini Dingin Sekali

Cerpen yang di buat oleh Puthut EA ini menceritakan tentang kondisi sebuah keluarga korban gempa. cerpen ini mempunyai judul yang menarik "Di sini dingin sekali " yang berati menggambarkan suasana hati yang dingin, sunyi, sepi, trauma akan suara gemuruh-gemuruh yang dikira itu adalah gempa susulan.
Cerpen ini merupakan sebuah bentuk yang utuh yang didukung dengan unsur-unsur di dalamnya.Walau cerpen ini merupakan refleksi dari sebuah kisah nyata, namun bukan berarti cerpen ini tak imajinatif. Sebuah kisah nyata yang sudah direfleksikan menjadi sebuah cerpen, dapat berdiri menjadi sebuah dunia yang utuh bagi siapapun yang membacanya. Jadi cerita ini dapat dipandang sebuah cerita yang imaginasi, terlepas dari sebuah kisah nyata dari pengarang.



Seorang anak kelas tiga SD bercerita tentang perubahan keluarganya setelah gempa, ibunya yang biasanya penuh dengan canda kini dia jarang berbicara tidak ada lagi dongeng dan candanya, kini yang keluar hanya suara-suara dari tangannya. Sehari-hari dia memasak pagi, siang,sore walaupun tidak tampak raut ceria dari wajahnya, dia hanya bisa termenung, menangis meratapi apa yang telah terjadi pada keluarganya.
Sedangkan Bapaknya kehilangan pekerjaan, kegiatan dia sehari-hari ikut bekerja bakti membersihkan keping-keping bangunan rumah yang hancur dan ikut mengangkut kiriman bantuan bambu-bambu untuk memasang rumah gedek.
Maisaroh, anak terakhir dari keluarga ini , dia masih balita tetapi dia juga memiliki rasa trauma atas kejadian gempa, setiap ada suara-suara gemuruh dia merasa ketakutan dan menangis karena dia kira itu adalah gempa susulan, perasaannya peka jika dia mendengar suara ibunya yang sedang menangis.
Sedangkan anak laki-laki pertama dari keluarga tersebut, dia sekarang lebih sibuk untuk berdemonstrasi, Ia dan teman-temannya sering mendatangi pak RT dan pak Dukuh untuk protes, setelah itu sering juga mendatangi Pak Lurah dan Pak Camat, dan katanya sebentar lagi Ia dan teman-temannya akan mendemo Pak Bupati. Sehari-harinya hanya sibuk mengurusi tentang demo, protes-protes, brnyanyi-nyanyi bersama teman-temannya, mabuk-mabukkan dan juga dia jarang pulang ke rumah.
Anak ke duanya adalah seorang perempuan, dia juga sibuk mengikuti pelatihan-pelatihan di kampungnya, dan dia mengikuti organisasi muda Karang Taruna

Tokoh Aku ini menggambarkan seorang anak yang bisa menutupi kesedihannya dan tetap ceria di depan teman-teman sekolahnya, walaupun hati dia sedang bersedih karena kondisi keluarganya yang berubah drastis tetapi dia tetap tegar menghadapi hidup, di tetap menyayangi orangtua dan kaka-kakaknya dan juga dia tetap merawat dan menyayangi adiknya yang masih bayi dengan sepenuh hati.

2 komentar:

  1. ajie said...:

    analisis yg bagus, kebetulan saya kenal dekat dengan penulisnya :D

  1. fysukasuka said...:

    mas knal dekat dgn pnulisnya ? ceritanya emng nyentuh bgt mas, mngkanya saya analisis utk tugas kmpus saya ;p
    emng mas berasal dr mana?

Post a Comment