(Started Form 00:26 AM)
Setengah jam kemudian.......
Nah.. kan belom kepikiran juga gue mau nulis apa! :D
Bener ya emang susah merangkai kata-kata di awal kalimat penulisan, sebenernya kata-kata di otak gue ini lagi pada berebutan buat gue jadiin tulisan, tapi buat merangkai satu kalimat aja mikirnya ampe beberapa menit :))
Begini loh... Setelah kemaren gue ikutan seminar tentang menulis di salah satu PTN di Jakarta, akhirnya gue jadi kepikiran juga membiasakan diri untuk menulis. "Menulis itu bagaikan buang air, gak bisa ditahan-tahan gak bisa juga dipaksakan". ini nih quote dari salah satu pemateri di seminar itu yang bikin gue tertarik buat menulis. Sebenernya sih gue gak ada bakat kali ya buat jadi penulis, jujur aja gue itu orangnya datar dan cuek banget, dari gue masih ileran, ingusan, ampe kutilan gue paling anti banget sama yang namanya nulis diary, padahal umur-umur segitu lagi heboh banget ya nulis-nulis diary sok-sok pengen kayak Dian Sastro Dkk yang bikin diary buat ditulis bareng-bareng di film AADC. :D
rasanya tuh ngerangkai kata-kata buat jadi tulisan gue suka belibet kalo kata orang sunda sih "balelol", mangkanya itulah gue males dan gak tertarik dengan menulis.
Sedikit cerita juga nih tentang seminar yang gue ikutin, pemateri nyampein beberapa tips untuk menulis, ini yang paling gue inget "READ, READ,READ. Karena apa yang kamu baca lalu kamu menuliskannya maka kamu akan mengingatnya seumur hidup" sebenernya udah ketebak pasti itu salah satu tipsnya. Masalahnya... itu berat bagi gue, baru baca sedikit aja rasanya udah ngantuk, mata gue keleyengan. Doh, gue langsung mikir, mau jadi apa gue udah sekolah tinggi-tinggi tapi baca ngantuk nulis males. nyeeehhhhhh -__________-
Tapi balik lagi ke quote dari seorang pemateri seminar tadi, yang bikin gue selalu mengkhayal buat jadi penulis yang handal kayak si beliau, hehe tiba-tiba gini ya.. Ya entahlah setan macam apa yang merasuki tubuhku yang sexy ini *tuink!
Dan akhirnya gue bergegaslah buka account blog gue yang udah bapuk ini, blog yang isinya cuma postingan tugas-tugas kuliah doang, Username sama paswordnya aja gue hampir lupa, hahaha.
By the way, bener juga ya kalo udah nemuin kalimat di awal buat tulisan itu ke sananya jadi mudah untuk menuliskan apa yang kita pikirkan, walaupun awalnya gue bengong-bengong cantik^^ dulu buat nyari kata-kata yang enak. (monggo.. gue siapin ember buat muntah) ;p
Intinya dalam menulis itu kita harus jujur jadi tulisan kita apa adanya dan jadi menarik, begitu kata si pemateri. Mangkanya nih tulisan gue ini apa adanya banget dan sorry kalo kata-katanya berantakan, hehe.
Ok, gue rasa sekarang kata-kata yang tadi berebut di otak gue udah gue keluarin semua (haha, segini doang yak ). Dan akhirnya gue ngantuk karena gue kebanyakan bengong, bikin tulisan segini aja sejam lebih lamanya boy.. wkwkwk
mudah-mudahan mood gue nanti gak berubah buat nulis, dan semoga apa yang terjadi besok-besok bisa jadi inspirasi buat gue jadiin tulisan. =)
Thanky, (:
(Finished at 01:42 AM)
Psychology Daily
An intelligent human being is a human being who likes to receive and ask for advice.(Muhammad SAW)
Subscribe
FIND !
Psikologi Lintas Budaya #Softskill
Post by
faiza fy
Oct 2, 2011
1. Apa yang dimaksud penelitian lintas budaya ?
penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi, teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik (ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini. Dalam konteks pengertian kedua, penelitian lintas budaya diarahkan pada kajian tentang berbagai bentuk interaksi antara individu-individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. Kajian lintas budaya dalam perspektif ini mengambil interaksi manusia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati karena, sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life). Penelitian lintas budaya secara sederhana berarti dilibatkannya partisipan dari latar belakang kultural yang berbeda dan pengujian terhadap kemugkinan kemungkinan adanya perbedaan antara para partisipan tersebut.
2. Apa Hubungannya Lintas budaya dengan Ilmu lain (contoh, antropologi, sosial, dll. berikan contohnya juga).
- Hubungan Lintas Budaya dengan ilmu sosial
Yang saya tahu ilmu sosial selalu berhubungan dengan lintas budaya,seperti apa yang dikatakan David Matsumoto dalam bukunya ‘Culture and Psychology’ yang memberikan panduan bagaimana meningkatkan pemahaman lintas budaya yang berguna dalam hubungan lintas budaya, yaitu:
Mengakui bahwa budaya adalah sebuah konstruksi psikologis semata. Kultur tidak sama dengan ras, etnik, kebangsaan atau tempat lahir. Karena kultur adalah hasil sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai. Adalah kurang tepat ketika orang berpikir tentang hubungan antar budaya dan perbedaan budaya jika yang dipikirkan soal ras, etnik, dan kebangsaan. Sebab seorang batak bisa sangat ‘jawa’, dan seorang jawa sangat ‘batak’. Banyak orang Amerika sangat ‘Indonesia’, tapi juga sangat banyak orang Indonesia yang sangat ‘Amerika’.
Mengakui perbedaan individu dalam sebuah kelompok kultur. Mengakui perbedaan individu dalam kelompok budaya dan sadar bahwa perbedaan itu berhubungan dengan perilaku adalah tahap pertama dalam mengeliminasi ketergantungan pada stereotip negatif yang mengganggu dalam hubungan yang erat. Salah satu kunci untuk mengembangkan hubungan antar kelompok dan hubungan interpersonal adalah membangun fleksibilitas yang sehat. Bila kita mengakui adanya perbedaan individual dalam sebuah kelompok kultur, hal itu akan membantu kita membangun fleksibilitas dalam etnosentrisme dan stereotip yang kita miliki.
Mengerti Filter kultural pola pikir kita dan etnosentrisme kita. Kita tidak selalu sadar dasar-dasar budaya dari perilaku dan tindakan kita. Ada banyak cara melihat dunia, dan inilah perbedaan fundamental setiap orang dari budaya yang berbeda. Halmana bisa menjadi pertentangan karena perbedaan menginterpretasi dan bereaksi terhadap suatu realitas. Langkah penting pertama untuk mendapatkan pengertian bahwa budaya mempengaruhi perilaku adalah mengakui bahwa kita memiliki filter untuk persepsi dan dasar-dasar untuk perilaku yang disebabkan oleh latar budaya kita. Kita tidak selalu sadar filter kultural kita, yang kita rasakan, kita pikirkan tentang sesuatu, dan menginterpretasi sekitar kita dan perilaku orang lain.
Mengerti kemungkinan bahwa konflik bisa terjadi karena budaya. Kita harus mengerti bahwa betapapun sudah sangat paham akan budaya orang lain, dan demikian juga setiap orang telah sadar, konflik masih mungkin timbul dan akan tetap terjadi. Konflik bisa timbul dari perbedaan individu, pengabaian, kebodohan, atau pikiran yang sempit. Dan kita juga harus sadar bahwa budaya sangat mungkin memberikan kontribusi terhadap konflik.
Mengakui bahwa perbedaan budaya (terjadi sebagai apa adanya) adalah sah. Kita harus mengerti ada perbedaan terhadap penilaian pada satu perilaku tertentu. Perilaku baik menurut budaya tertentu mungkin dinilai buruk oleh budaya yang lain.
Memiliki toleransi, kesabaran dan berpraduga baik. Hanya dengan toleransi perbedaan-perbedaan yang timbul dalam masyarakat multietnik tidak akan merisaukan kita.
3. Seperti apakah Etnosentris dalam psikologi?
Sebelumnya saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan etnosentris, Etnosentris merupakan kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar, tingkah laku dan tradisi kelompok sendiri, serta memandang kelompok atau budaya lain lebih rendah.
Etnosentrisme harus dihindari dalam pergaulan karena dapat mengakibatkan adanya permusuhan, pertengkaran antar budaya dan parahnya pertengkaran antar negara. Sehingga akan ada perpecahan di antara mereka.
Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain. Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi.
Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan. Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
4. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi?
Kesamaan dan perbedaan enkulturasi sosialisasi : Enkulturasi dan Sosialisasi Proses dimana kita belajar dan menginternalisasi aturan dan pola perilaku yang dipengaruhi oleh budaya Sosialisasi. Contoh : Proses enkulturasi dimana anak - anak muda belajar dan mengadopsi cara-cara dan perilaku budaya mereka.
a. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui masa remaja
Kebudayaan pada masa remaja sangat mudah dipengaruhi, kesamaan dan perbedaan masa remaja. Mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di budaya barat contohnya amerika serikat misalnya aktualisasi diri, kesadaran diri, konsep diri, keyakinan diri, penguatan diri, kritik diri, mementingkan diri sendiri, meragukan diri sendiri.
b. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui perkembangan moral.
Perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Cara-cara anak memahami dunia mereka semakin lama menjadi semakin kompleks. Perubahan kognitif ini juga berdampak pada berubahnya pemahaman mereka dalam penilaian moral, penafsiran anak kecil tentang hadiah dan hukuman menuju prinsip-prinsip kebenaran dan kesalahan.
c. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui konteks sosial dan masyarakat.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
d. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal konformitas.
Konformitas ialah perubahan perilaku seseorang yang terjadi karena pengaruh orang lain. Konformitas pada kebudayaan dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mereka meyakini bahwa apa yang mereka katakan atau lakukan adalah benar, maksudnya kebudayaan yang mereka anut atau mereka pegang dianggap lebih benar dan lebih baik dibandingkan budaya yang lain, adapun anggapan lain yang berbeda bagi mereka konformitas dalam kebudayaan tidak mempengaruhi perilaku orang lain, mereka tidak perlu meyakini apa yang mereka katakana atau lakukan, maksudnya mereka menganggap kebudayaan itu memiliki cara yang berbeda-beda.
Misalnya masuknya budaya barat yaitu seperti cara berpakaian atau cara berbicara yang pada akhirnya diikuti juga oleh sebagian masyarakat.
e. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal nilai-nilai
Kebudayaan pada nilai-nilai sosial ialah nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
f. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal individualisme dan kolektifisme
Mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di budaya barat Bersifat kolektivistik ketimbang individualistik. Individualistik adalah orientasi individu atau diri yang mencakup pemisahan diri dari orang lain sedangkan koletivistik menunjuk pada orientasi kelompok yang mencakup hubungan diri dari orang lain. Orientasi individualistik versus kolektivistik ditemukan sebagai dimensi dasar dari budaya alamiah. Misalnya seperti di Negara Jepang yang dimana pada sistem pendidikan disekolah mereka menerapkan sistem berkelompok dan saling berhubungan dengan orang lain.
g. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal kognisi sosial.
Kebudayaan dalam Kognisi sosial bagaimana orang berfikir mengenai dirinya sendiri dan dunia sosial atau bagaimana orang memilih, menginterpretasikan, mengingat, dan menggunakan informasi sosial untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan.
h. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal perilaku gender.
Kebudayaan dalam hal perilaku gender memiliki peran yang berbeda seperti misalnya pada laki-laki sangat sulit untuk menerima kebudayaan asing atau kebudayaan baru, laki-laki sangat tidak mudah untuk dipengaruhi karena laki-laki lebih independent dalam menghadapi tekanan sosial, berbeda dengan wanita, pada wanita kebudayaan-kebudayaan baru sangat mudah dipengaruhi karena wanita lebih memilih melakukan konformitas, wanita lebih mudah menerima tekanan-tekanan sosial.
Daftar Pustaka : http://psikologi-online.com/mengurangi-prasangka-etnik
http://www.peutuah.com/etnosentrisme/
http://psikologi-online.com/etnosentrisme
penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi, teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik (ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini. Dalam konteks pengertian kedua, penelitian lintas budaya diarahkan pada kajian tentang berbagai bentuk interaksi antara individu-individu dari berbagai kelompok budaya yang berbeda. Kajian lintas budaya dalam perspektif ini mengambil interaksi manusia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati karena, sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life). Penelitian lintas budaya secara sederhana berarti dilibatkannya partisipan dari latar belakang kultural yang berbeda dan pengujian terhadap kemugkinan kemungkinan adanya perbedaan antara para partisipan tersebut.
2. Apa Hubungannya Lintas budaya dengan Ilmu lain (contoh, antropologi, sosial, dll. berikan contohnya juga).
- Hubungan Lintas Budaya dengan ilmu sosial
Yang saya tahu ilmu sosial selalu berhubungan dengan lintas budaya,seperti apa yang dikatakan David Matsumoto dalam bukunya ‘Culture and Psychology’ yang memberikan panduan bagaimana meningkatkan pemahaman lintas budaya yang berguna dalam hubungan lintas budaya, yaitu:
Mengakui bahwa budaya adalah sebuah konstruksi psikologis semata. Kultur tidak sama dengan ras, etnik, kebangsaan atau tempat lahir. Karena kultur adalah hasil sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai. Adalah kurang tepat ketika orang berpikir tentang hubungan antar budaya dan perbedaan budaya jika yang dipikirkan soal ras, etnik, dan kebangsaan. Sebab seorang batak bisa sangat ‘jawa’, dan seorang jawa sangat ‘batak’. Banyak orang Amerika sangat ‘Indonesia’, tapi juga sangat banyak orang Indonesia yang sangat ‘Amerika’.
Mengakui perbedaan individu dalam sebuah kelompok kultur. Mengakui perbedaan individu dalam kelompok budaya dan sadar bahwa perbedaan itu berhubungan dengan perilaku adalah tahap pertama dalam mengeliminasi ketergantungan pada stereotip negatif yang mengganggu dalam hubungan yang erat. Salah satu kunci untuk mengembangkan hubungan antar kelompok dan hubungan interpersonal adalah membangun fleksibilitas yang sehat. Bila kita mengakui adanya perbedaan individual dalam sebuah kelompok kultur, hal itu akan membantu kita membangun fleksibilitas dalam etnosentrisme dan stereotip yang kita miliki.
Mengerti Filter kultural pola pikir kita dan etnosentrisme kita. Kita tidak selalu sadar dasar-dasar budaya dari perilaku dan tindakan kita. Ada banyak cara melihat dunia, dan inilah perbedaan fundamental setiap orang dari budaya yang berbeda. Halmana bisa menjadi pertentangan karena perbedaan menginterpretasi dan bereaksi terhadap suatu realitas. Langkah penting pertama untuk mendapatkan pengertian bahwa budaya mempengaruhi perilaku adalah mengakui bahwa kita memiliki filter untuk persepsi dan dasar-dasar untuk perilaku yang disebabkan oleh latar budaya kita. Kita tidak selalu sadar filter kultural kita, yang kita rasakan, kita pikirkan tentang sesuatu, dan menginterpretasi sekitar kita dan perilaku orang lain.
Mengerti kemungkinan bahwa konflik bisa terjadi karena budaya. Kita harus mengerti bahwa betapapun sudah sangat paham akan budaya orang lain, dan demikian juga setiap orang telah sadar, konflik masih mungkin timbul dan akan tetap terjadi. Konflik bisa timbul dari perbedaan individu, pengabaian, kebodohan, atau pikiran yang sempit. Dan kita juga harus sadar bahwa budaya sangat mungkin memberikan kontribusi terhadap konflik.
Mengakui bahwa perbedaan budaya (terjadi sebagai apa adanya) adalah sah. Kita harus mengerti ada perbedaan terhadap penilaian pada satu perilaku tertentu. Perilaku baik menurut budaya tertentu mungkin dinilai buruk oleh budaya yang lain.
Memiliki toleransi, kesabaran dan berpraduga baik. Hanya dengan toleransi perbedaan-perbedaan yang timbul dalam masyarakat multietnik tidak akan merisaukan kita.
3. Seperti apakah Etnosentris dalam psikologi?
Sebelumnya saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan etnosentris, Etnosentris merupakan kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar, tingkah laku dan tradisi kelompok sendiri, serta memandang kelompok atau budaya lain lebih rendah.
Etnosentrisme harus dihindari dalam pergaulan karena dapat mengakibatkan adanya permusuhan, pertengkaran antar budaya dan parahnya pertengkaran antar negara. Sehingga akan ada perpecahan di antara mereka.
Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain. Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi.
Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan. Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
4. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi?
Kesamaan dan perbedaan enkulturasi sosialisasi : Enkulturasi dan Sosialisasi Proses dimana kita belajar dan menginternalisasi aturan dan pola perilaku yang dipengaruhi oleh budaya Sosialisasi. Contoh : Proses enkulturasi dimana anak - anak muda belajar dan mengadopsi cara-cara dan perilaku budaya mereka.
a. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui masa remaja
Kebudayaan pada masa remaja sangat mudah dipengaruhi, kesamaan dan perbedaan masa remaja. Mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di budaya barat contohnya amerika serikat misalnya aktualisasi diri, kesadaran diri, konsep diri, keyakinan diri, penguatan diri, kritik diri, mementingkan diri sendiri, meragukan diri sendiri.
b. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui perkembangan moral.
Perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Cara-cara anak memahami dunia mereka semakin lama menjadi semakin kompleks. Perubahan kognitif ini juga berdampak pada berubahnya pemahaman mereka dalam penilaian moral, penafsiran anak kecil tentang hadiah dan hukuman menuju prinsip-prinsip kebenaran dan kesalahan.
c. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui konteks sosial dan masyarakat.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
d. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal konformitas.
Konformitas ialah perubahan perilaku seseorang yang terjadi karena pengaruh orang lain. Konformitas pada kebudayaan dapat mempengaruhi perilaku orang lain, mereka meyakini bahwa apa yang mereka katakan atau lakukan adalah benar, maksudnya kebudayaan yang mereka anut atau mereka pegang dianggap lebih benar dan lebih baik dibandingkan budaya yang lain, adapun anggapan lain yang berbeda bagi mereka konformitas dalam kebudayaan tidak mempengaruhi perilaku orang lain, mereka tidak perlu meyakini apa yang mereka katakana atau lakukan, maksudnya mereka menganggap kebudayaan itu memiliki cara yang berbeda-beda.
Misalnya masuknya budaya barat yaitu seperti cara berpakaian atau cara berbicara yang pada akhirnya diikuti juga oleh sebagian masyarakat.
e. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal nilai-nilai
Kebudayaan pada nilai-nilai sosial ialah nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
f. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal individualisme dan kolektifisme
Mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di budaya barat Bersifat kolektivistik ketimbang individualistik. Individualistik adalah orientasi individu atau diri yang mencakup pemisahan diri dari orang lain sedangkan koletivistik menunjuk pada orientasi kelompok yang mencakup hubungan diri dari orang lain. Orientasi individualistik versus kolektivistik ditemukan sebagai dimensi dasar dari budaya alamiah. Misalnya seperti di Negara Jepang yang dimana pada sistem pendidikan disekolah mereka menerapkan sistem berkelompok dan saling berhubungan dengan orang lain.
g. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal kognisi sosial.
Kebudayaan dalam Kognisi sosial bagaimana orang berfikir mengenai dirinya sendiri dan dunia sosial atau bagaimana orang memilih, menginterpretasikan, mengingat, dan menggunakan informasi sosial untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan.
h. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal perilaku gender.
Kebudayaan dalam hal perilaku gender memiliki peran yang berbeda seperti misalnya pada laki-laki sangat sulit untuk menerima kebudayaan asing atau kebudayaan baru, laki-laki sangat tidak mudah untuk dipengaruhi karena laki-laki lebih independent dalam menghadapi tekanan sosial, berbeda dengan wanita, pada wanita kebudayaan-kebudayaan baru sangat mudah dipengaruhi karena wanita lebih memilih melakukan konformitas, wanita lebih mudah menerima tekanan-tekanan sosial.
Daftar Pustaka : http://psikologi-online.com/mengurangi-prasangka-etnik
http://www.peutuah.com/etnosentrisme/
http://psikologi-online.com/etnosentrisme
Subscribe to:
Posts (Atom)
Network Sites
Poll
Total Pageviews
Categories
- aplikom 1b (2)
- info psikologi (4)
- my journal (6)
- resensi buku (1)
- resensi film (2)
- tips dan trik (1)
- tugas (7)
Popular Posts
-
Warna kulit setiap orang tidak selalu sama, hal ini disebabkan beberapa faktor yang menentukan warna kulit. Kulit wajah adalah hal paling me...
-
Tugas Kesehatan Mental Nama Kelompok : - Faaiza Supandi - Indah Savitri 11509367 - Iqbal Dwi Putra - Kidung Kinanti - Kikhen Resna -...
-
Cobalah bedakan antara rasa malas, dengan rasa cepat lelah atau kekurangan energi. Kekurangan energi dapat disebabkan karena kekurangan zat...
-
---Cerpen Puthut EA--- Di Sini Dingin Sekali Cerpen yang di buat oleh Puthut EA ini menceritakan tentang kondisi sebuah keluarga korban gemp...
-
1. Apa yang dimaksud penelitian lintas budaya ? penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan denga...
-
1. Perkembangan Kepribadian “ Self ” Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal sel...
-
AMYGDALA adalah bagian otak yang menyebabkan orang takut kehilangan uang.. Peneliti menemukan bagian otak bernama amygdala yang menjadi peny...
-
Judul Buku : Hafalan Shalat Delisa Penulis : Tere Liye Kategori : Kisah Nyata Penerbit : Republika Tahun ...
-
TELAAH KRITIS ATAS MANUSKRIP Setiap filosof tidak pernah luput dari pembahasan tentang jiwa manusia, karena jiwa merupakan bagiah yang palin...
-
Deddy Mizwar, lagi-lagi meluncurkan film nasional yang jenius setelah film Naga Bonar Jadi 2. Menonton film ini rasanya seperti menyaks...
Blah..Blah..Blah..
I love life, I sometimes experienced severe sadness and misery, plus grief .. but somehow I'm still convinced that life is something very precious!
Labels
- aplikom 1b (2)
- info psikologi (4)
- my journal (6)
- resensi buku (1)
- resensi film (2)
- tips dan trik (1)
- tugas (7)